Hari adaptasi (Episode 2)

Sore ini hujan menyerbu Jogja tak tanggung-tanggung. Jam 5 sore sudah terlihat seperti maghrib. Sebenarnya jam segini saya hurus sudah di SDIT Lukman Al Hakim untuk agenda Mabit bersama teman-teman. Tapi ternyata eh ternyata cuaca tak mendukung.

Akhirnya niat mampir di angkringan bersama Mr. Salman setelah usai mengajar TPA membuat semua memory kembali sedikit demi sedikit. Bahwa di kota sejak 2006 lalu saya sudah membangun beberapa langkah potensial, menyimpan beberapa pengalaman, dan meraup beberapa prinsip hidup (hohooo bijak nian daku ni!). Tapi yang jelas saya juga sadar keberadaan saya di Kota Pendidikan ini sedang mengemban sebuah misi suci dari Ortu: Menuntaskan skripsi bung!

Sore ini hanya akumulasi kecil waktu-waktuku sejak pagi tadi….

***

Hari adaptasi episode 2, begitulah judul catatan hari ini karena ternyata fisik saya masih tak kuat dengan aktifitas yang mulai meningkat sejak pagi buta. Jam 3 pagi saya baru menyelesaikan ketikan materi dan power point mengisi training jam 8 nanti. Jadi bulatlah tidur malam saya hanya 1,5 jam dari jam yaitu dari pukul 3.00 pagi sampai 4.30. Mantablah pegal-pegal saya kambuh!

Tapi semangatlah, ba’da subuh sekarang tak boleh tidur lagi! Kuputuskan mandi dulu biar segar (sebenarnya sih supaya nggak ngantri!)

Jam 8 harus sudah di Gedung Fakultas pertanian UGM. Disinilah saya berparade menyampaikan materi Empatik II pada anggota angkatan 12 FLP Yogyakarta. Materi yang banting tulang saya buat sampai pagi Alhamdulillah ampuh saya sampaikan dengan ceria! Mulanya grogi tapi selanjutnya huaaaa pokoknya tak terbayangkanlah bagaimana saya berakting sebagai trainer tak lulus audisi!

Entah kenapa serius itu seperti barang langka untuk saya. Maka tak heranlah di dalam training Empatik itu bercanda sudah jadi menu utama…astaghfirullah, maafkan saya ya peserta sekalian.

Acara tuntas pukul 09.40, Alhamdulillah dengan keterbatasn ilmu saya bisa senyum lihat peserta tepuk tangan. Keluar-keluar eh diberikan sebuah Mug cantik, yupppi nambah lagi deh wadah minum kopi saya. Saya pun berlenggang pergi, menuju ke agenda selanjutnya.

Jam 10 saya harus sudah berada di Masjid Ar Roqib di belakang kampus, ada rapat Dakwah Kampus. Tapi masalahnya adalah Mr. Silver (Motor tunggangan) mau dipakai Dek Helmi. So jadilah saya balik dulu ke kost lalu bersama si Black melesat ke lokasi rapat. Asyiiiik, nostalgia lagi lah saya dengan si Black…

wah wah, memang sebualanan saya nggak pernah ngayuh jadi bikin ngos-ngosan! keringat bercucuran deras hahay….jam sepuluh kok sudah kepanggang sih! Ternyata eh ternyata sampai jam 10 lebih di lokasi and belum pada datang lagi. Ya wislah, nunggu aja! pikiran menggelayut menggantung ke sana kemari. Menanam tekad untuk nggak sama seperti dulu. I must be change my character! Must be great!

Akhirnya satu persatu datang juga….Alhamdulillah, akhirnya rapat bisa kami mulai! walaupun waktu jadi tinggal satu jam tapi teteplah harus tuntas. Ramah tamah tak banyak, hanya sedikit obrolan ringan. Sisanya serius, menuntut keras untuk vokal bicara. Haduuuuuuh teman-teman pada pasif, harus dipancing kayak ikan dulu baru bicara. ckckckckck

Acara rapat pun selesai pas azan Zuhur. Kami bubar dan saya memutuskan untuk shalat di Masjid dekat kost. Jadilah saya melaju super ekstra bersama si black, sekali lagi keringat bercucuran hebat!

Akhirnya, sampai di dekat kost saya sudah Masbuk tuh! Hemhmm….

Siangnya berniat bisa melanjutkan aktifitas dengan menulis eeeeeh ternyata dua aktifitas beruntun itu sudah bikin saya KO! Saya tepar di dalam kamar! mendengkur tak sadarkan diri sampai ashar! wah, ini fisik ternyata benar-benar masih tak kuat dengan situasi dulu yang sebenarnya sudah biasa, tapi karena sudah lama nggak begini jadi harus mulai adaptasi dari nol deh!

Sorenyalah saya siap mengajar TPA bersama Mr. Salman….dan hari adaptasi pun terakumulasi di sini, dalam semangat baru!

SEMANGAT BARU…

MELESAT MENUJU SURGA!