badge

Sabtu, 30 Juli 2011

Sebuah "Jembatan" dan Kenangan

Kemarin ada yang bertanya tentang bagaimana sih agar cita-cita/keinginan atau sejenisnya bisa tercapai? apakah harus dengan do'a? lalu bagaimana cara berdo'a-nya supaya bisa terkabul?

Setidaknya itulah garis besar obrolan kemarin. Dan Mmh...begitulah pada kenyataannya setiap orang ingin do'anya dikabulkan dan kita tahu bersama bahwa Allah pasti mengabulkan do'a hambaNya. Namun pertanyannya do'a yang seperti apa?

Simpelnya kalau mau cita tercapai dan keinginan terkabul dengan do'a maka pastilah ikuti adab-adabnya (soal ini mah sudah banyak buku yang bisa menjelaskan, so baca gih!).

Tapi sekarang saya cuma ingin berbagi perspektif saja soal ini kawan's. Sebenarnya kondisi manusia saat memiliki cita, keinginan, dan harapan adalah hal yang fitrah. Justru kalau tidak seperti itu maka anehlah dia di dunia.

Tampaknya karena adanya harapan, keinginan, dan cita itulah Allah Azza wa Jalla dan Rasulullah SAW memberikan sebuah jembatan yang meghubungkan antara harapan dan kenyataan. Itulah jembatan yang di sebut do'a.

Ada cerita dimana seorang pelajar yang ketika baru naik kelas tiga di sebuah SMA merasa dirinya jadi orang paling g' beruntung. Selain karena kemampuan bersosialisainya yang rendah dan juga karena baru saja kecemplung di dunia ROHIS dia merasa kelas yang baru saja ditempatinya adalah "kandang singa" yang sewaktu-waktu akan membantainya, di sisi lainnya terlihat seperti "Hutan Amazon" yang membuat dirinya serasa tersesat dan kesepian.

ROHIS memang merubah mindsetnya sejak kelas dua SMA dan membuatnya sedikit berbeda dengan kawan-kawan satu kelasnya yang mayoritas yaaa tahulah gimana remaja sekarang. Apa lagi di kelas itu tak ada satu orang pun teman yang akrab dengannya (sekali lagi kemampuan bersosialisasinya rendah). Bayangkan ketika teman sekelasnya asyik ngerumpi, mendengarkan musik, pacaran, nongkrong, dan sibuk main-main, dia justru gelisah dan bertanya-tanya kemana tujuan hidup sebenarnya.

Si Pelajar tak mendapatkan solusi lain selain pergi ke mushalla di waktu Duha' di hari itu (hari kedua ketika dia pertama duduk di kelas kandang singa dan hutan amazon-nya itu).

Di mushalla sekolah, seusai si pelajar shalat duha' ia mengambil sebuah majalah Islam. Membacanya dan pada salah satu halamannya terdapat sebuah do'a yang dituntunkan langsung oleh sebuah hadis. Sebuah do'a yang meminta untuk diberikan tempat yang lebih baik. Karena merasa kondisi dan do'a yang di dalam majalah itu cukup cocok dengan kondisinya, maka diwaktu duha' itu si pelajar berdo'a dengan sepenuh hati dengan membaca dari majalah.

Bel masuk berbunyi. Si pelajar lalu kembali ke kelasnya, dan sepertinya kawan's sudah bisa menebak bagaimana hasilnya. Di dalam kelas, sebelum pelajaran dimulai Guru bagian kemahasiswaan masuk dan mengatakan bahwa kelas 3 di sebelah kekurangan siswa dan di kelas si pelajar masih kelebihan siswa.

Si pelajar tentu saja berteriak girang (dalam hati tentunya). Dengan penuh harap ia ingin dirinyalah yang dipindah, dan benar saja kawan's SI PELAJAR-lah yang pindah ke kelas lain. Kelas yang lebih baik dari kelas kandang singa dan hutan amazon itu.

Disanalah ia mendapat teman, disanalah ia belajar bersosialisasi, disanalah ia belajar lebih tenang karena kelasnya yang baru itu tidak seperti kandang singa dan tidak pula seperti hutan amazon bayangannya. Sejak itu si pelajar semakin yakin "DO"A ADALAH JEMBATAN ANTARA HARAPAN dan KENYATAAN"

sampai dia selesai menuliskan dokumen ini ^_^
Sekedar berbagi...

Hai boi, terima kasih sudah berkunjung ke blog saya. Silahkan berkomentar dan meninggalkan kesan menyenangkan. Mari ngobrol asyik tentang apapun di blog nyantai ini. Semoga berkenan ya boi. Salaam #GoBlog ^_^


Terima Kasih

Halama Haris