badge

Senin, 14 Desember 2015

Komik Indonesia dan Pengakuan di Negeri Sendiri






Salaam ...

Akhir tahun bicarain komik Indonesia pastinya bakal bikin greget boi. Karena banyak moment spesial komik Indonesia di tahun ini yang bakal jadi kenangan nan cihuy bagi komikus dan bagi pembaca komik negeri ini.


Komik Indonesia memang lagi greget. Mulai tumbuh dan berkembang lagi setelah sekian lama tidak terdengar gaungnya. 


Serbuan komik dari luar sudah cukup lah bikin gigit jari. Secara kualitas dan industri, mereka lebih menjual sedangkan komik Indonesia sedang meraba-raba posisinya di liga perkomikan nasional. 


Mungkin tidak setara dengan komik asing, tapi satu tahun terakhir komik Indonesia sudah berani unjuk gigi. Lewat social media, komikus-komikus lokal sudah bisa membangun fanbase mereka masing-masing dan menelurkan karya mereka secara indie dan berkualitasSampai-sampai tidak sedikit geliat penerbit juga kesemsem dengan karya-karya yang yaaa boleh dibilang siap tempur dengan komik asing dengan kualitas nusantara.

 
Tapi boi, namanya juga industri yang berkembang. Komikus Indonesia tetap perlu perhatian dengan nasib karya mereka di dunia yang lucu ini. Barangkali perhatian kecil di beberapa hal ini bisa diperjuangkan sebagai bentuk dukung Komik Indonesia di negerinya sendiri.

1. Penerbit kudu sabar...
 

Komik di tangan penerbit Indonesia memang tak bisa disamakan dengan industri komik luar. Masih jauh panggang daripada api untuk berharap nasib-nya sama. Komik Indonesia di tangan penerbit Indonesia masih senasib dengan naskah novel, masih perlu diperjuangkan untuk dapat terbit dengan layak.

Mungkin bagi beberapa penerbit, komik Indonesia masih belum menjanjikan untuk pangsa pasarnya. Bahkan sangat disayangkan ketika penerbit langsung menarik sebuah komik dari peredaran hanya karena komik tersebut diasumsikan tidak menguntungkan.


Sayangnya, ternyata masih ada penerbit yang belum memahami nilai komik yang bahkan memiliki potensi besar di pasarnya.  Biaya untuk produksi sebuah komik memang nggak murah, dalam pembuatannya sendiri lazimnya melibatkan lebih dari satu orang (misalnya, adanya writer, penciller, inker, colorist, serta lain-lain).


Menggambar itu juga perlu waktu, iya kan boi? 

Nggak seinstan masak Indo*ie rasa kari ayam memang. Komikus tak jarang ngelembur dan menumbalkan waktu weekend mereka demi komik tercinta. Nggak otomatis nampang, penjualan komik awalnya hampir pasti belum menutupi biaya produksinya___


Baca juga : Komik dan Ide di Dalamnya


2. Rak prioritas komik Indonesia

Toko buku seperti medan perang yang sesungguhnya bagi komik Indonesia. Ini karena toko buku seringkali cuma memajang komik impor saja. Makanya boi, dukungan distributor diharapkan banget jadi solusi rak-rak di toko buku ini.


Ketika sebuah toko buku saja memiliki display khusus komik Indonesia, ini menjadi lecutan tersendiri lho boi untuk produktif berkarya. Memotivasi untuk dapat menyelesaikan sekian banyak ide di pucuk ubun-ubun mereka.


Rak buku Komik Indonesia sangat mungkin menjadi satu tempat ber-prestase untuk komikus di era baru ini. Motivasi untuk berkompetisi dengan sehat akan terlecut untuk mendapatkan posisi di rak toko buku dan di hadapan pembaca komik Indonesia. Yaaa gitu! semangat kagak?


3. Komunitas dan apresiasi



Siapa yang nggak ramah dengan komunitas siap-siap jadi alien, atau paling banter milih ngungsi ke mars. Peran komunitas di era baru komik Indonesia ini merupakan anugerah paling asoy bagi mereka yang memang mulai merintis karir komik-nya mulai dari nol.

Komunitas adalah tempat apresiasi itu ada boi. Untuk itulah dukungan komunitas bagi para komikus memiliki peran besar untuk "menggelitik" ide, karya, dan produktifitas dalam berkarya.

Untuk itu, beramah-tamah dengan komunitas komik di kota dan sekitar kita adalah cara ampuh mendapatkan spirit memperjuangkan komik karya pribadi di jagad Komik Indonesia. Merapat dengan komunitas deh, karena komunitas lah tempat harapan dan cita-cita ditanamkan. #cieeepuitis 

 
4. Dukungan Orangtua pada Komik Indonesia


Gak dapat dipungkiri boi...

komik cenderung punya kesan negatif di mata orangtua. Pasti ada di antara kalian yang waktu kecil mesti sembunyi-sembunyi beli dan baca komik karena takut dimarahin papah-mamah (pengalaman pribadi lah ini). Bahkan sampai sekarang to ya? masih ada orang tua yang lalu melihat komik sebagai momok yang mengusik anak mereka. Why?

Asal tahu saja, dukungan orang terdekat untuk Komik Indonesia itu seperti tiket gratis melanjutkan hidup.
Seperti ngeblog dan nulis soal komik Indonesia ini, si Cinta mendukung maka hidup ngeblog si Rangga berlanjut. Aaah love u pul #hush #abaikan

Woke, pandangan negatif terhadap komik dan segala macam pernak-perniknya ini yang butuh diganti jadi positif boi. Setidaknya dari para komikus Indonesia sebagai the first man yang menyentuh karya komiknya mulai melakukan kerja terpercaya dengan membuat karya yang tak hanya sekedar memuaskan diri dengan karyanya. Setidaknya komik karya komikus Indonesia bisa meyakinkan para orang tua bahwa komik Indonesia mampu 
menanamkan semangat dan karakter baru. Komikus Indonesia Bisa! (kayak mau jadi partai aja ini huehuehue)

Jaya KOMIK INDONESIA di buminya sendiri!

XGRA AXY!

 Baca juga : Viva komik Indonesia!

7 komentar

Selamat pagi mas boi.. :)
Semoga komik Indonesia bisa berjaya. waktu masih kecil dulu saya juga suka komik. Memang dukungan dari orang tua harus diperlukan untuk menghidupkan minat baca anak-anak terhadap komik.

Sukses selalu mas, teruslah berkarya

@Sonny Ogawa masama mas Sonny...iya. untuk ortu dulu mungkin komik memang jadi momok kemalasan dan ketidak seriusan. Sepertinya sekarang mindset-nya bakal berubah, karena anak-anak dahulu sekarang sudah jadi ortu. Semoga saja menjadi jalan mendukung komik Indonesia. Sukses juga buat mas Sonny, semangat berkarya juga mas...

wah sepertinya poin 3 tidak ada namun poin 4 ada 2 #salahfokus hihihi

@Irwin Andriyanto :)) waaaah iya. Haha nggak konsen nih hehehe matur thank u mas Irwin ...

Temenku ada yang udah jadi komikus, dulu ane juga sempet pengen terjun ke dunia ini tapi gagal :D Hahaha
Blognya keren gan.. pembahasanya tentang komik,,

@Eksapedia terima kasih Eksapedia...sedang belajar mengamati perkembangan komik Indonesia gan. Bagi padangan dong...hehe.
Memang butuh perjuangan ekstra kalau mau jadi komikus. Banting tulang ekstra peras keringat hehe. Ngomik lagi yuk gan hehe.
Siapa nama teman agan yang jadi komikus? #kepo

@halama haris komik yang saya sukai dulu komik tatang s

Hai boi, terima kasih sudah berkunjung ke blog saya. Silahkan berkomentar dan meninggalkan kesan menyenangkan. Mari ngobrol asyik tentang apapun di blog nyantai ini. Semoga berkenan ya boi. Salaam #GoBlog ^_^


Terima Kasih

Halama Haris