http://www.gambargratis.com/wp-content/uploads/2010/02/tekoantik.jpg |
Bersyukurlah mereka yang mencicipi pendidikan di negeri ini yang tidak dikotori oleh praktek-praktek percaloan pendidikan. Praktek yang mungkin dilakukan sebagian orang tua yang tidak bersyukur dengan batas kemampuan anaknya, atau prilaku tak seharusnya para calo pendidikan yang mencari keuntungan. Keduanya seperti simbiosis mutualisme yang tak peduli pada petani yang mumet mikirin bagaimana agar lahannya bermanfaat semua tapi tak terusik dengan rasa-rasa aneh karena munculnya simbion-simbion tak bertanggaung jawab.
Bayangkan saja berapa anak potensial dengan NEM dan kelayakan otak pendidikannya yang tersisih hanya karena anak-anak lain dapat masuk melalui calo dengan uang. Itu walaupun NEM mereka di bawah rata-rata. Ternyata benar tuh “Uang adalah segalanya” dan “Uang dapat membeli segalanya” bahkan membeli harga diri.
“Kalau teko pada awalnya diisi dengan menciduk air got, maka tak layaklah yang dituangkan di dalam gelas adalah susu…” (L-K Quote, 2011)
Jelaslah bagaimana bobroknya negeri ini ketika awalnya teko diisi dengan kongkalikong yang merusak sistem. Sehingga tak heranlah ketika kita nanti seperti Bapak-Ibu kita yang “terhormat” duduk di atas sana sebagai anggota dewana, banyak kongkalikong yang akhirnya membuat repot kebijakan rakyat. Baik itu karena korupsi, kepentingan pribadi, atau tak bijak mengambil kebijakan. Apa pasalnya? Jelas karena TEKO MASA DEPAN INDONESIA sudah diisi di masa muda dengan cara yang kurang ber-etika.
Mari tanyakan orang-orang bermasalah yang duduk di atas sana?
Hai boi, terima kasih sudah berkunjung ke blog saya. Silahkan berkomentar dan meninggalkan kesan menyenangkan. Mari ngobrol asyik tentang apapun di blog nyantai ini. Semoga berkenan ya boi. Salaam #GoBlog ^_^
Terima Kasih
Halama Haris