badge

Selasa, 28 Juni 2011

Tamu dan Kamar Mungil "Gudang-Perpus"

Hari sabtu (25/'11) sejak pagi saya full ikut membantu wawancara calon anggota baru FLP Yogyakarta. Siang mendekati ashar, seorang kawan lama dari Lombok yang baru menyelesaikan S2-nya di Jakarta mengontak. Katanya ada adik iparnya yang hendak kuliah di Jogja di sebuah kampus jurusan komputer, tepatnya di daerah Janti. Ceritanya adik iparnya itu akan pulang hari sabtu itu, tapi karena tiket telah habis dan yang tersisa adalah tiket hari senin. Maka mau tak mau mereka harus bermalam lagi dua malam ini di Jogja (Intinya mereka butuh tempat bermalam).

Karena proses wawancara yang super padet saya bingung sendiri saja, mau carikan penginapan = tak ada waktu, mau di inapkan di masjid,= nggak enak sama warga, so yang jelas sekarang cuma solusi kamar mungil inspirasi itu =kost-kostan saya...

Karena selesai wawancara baru ba'da ashar jadilah saya bisa bertemu dengan adik ipar kawan itu di sore itu. Eh tak tahunya ternyata dia bersama 3 orang, weleh-weleh kamar kost cuma ukuran 3x2, saya dan adik saja sudah tukeran O2 dengan susah payah (=_=) Eeeeh ini malah nambah 3. Nah lho, siap-siap ambulance nih.

Putar otak! begitu solusinya!

Akhirnya saya putuskan tidurnya nanti di kos teman sebelah saja sedang biarlah 3 orang ABG (ternyata baru lulus SMK semua) itu di kamar mungil itu. Maaf, kamarnya sempit. Apa lagi beberapa orang kawan yang mampir ke kost saya pasti mengeluarkan satu kata yang menggambarkan secara ringkas kamar mungil itu: gudang! Perpus!

Ada dua alasan mengapa disebuat seperti itu. Yang mengatakan "gudang" jelas karena sempit dan (ssst maklum kamar ikhwan, barang bertumpuk-tumpuk di dalamnya). Nah dikatakan "Perpus", echm-echm...soalnya sekitar 200an buku berjejer-jejer mengelilingi dinding utara dan selatan. So, maklumlah ya saya kolektor buku yang sedang belajar membacanya dengan tuntas.

Jadilah hari itu mereka menginap di "Gudang-Perpus" saya. Resmilah mereka sebagai tamu saya selama tiga hari dua malam. Mereka di kamar saya, saya menginap di kamar kost teman di sebelah. Sedangkan bagaimana adik saya? Dengan ikhlas si Second Lalu bersedia menginap di kost-kostan temannya. Luar biasa.

Memuliakan tamu adalah tuntunan Rasulullah SAW. karena beliau bersabda bahwa barang siapa yang beriman kepada hari kiamat maka dia memuliakan tamunya. Begitu dalam Hadits Riwayat Bukhari-Muslim yang disebutkan dalam kitab Arba'in An Nawawi. Jadi apa pula alasan untuk sesak di dada, canggung di komunikasi, dan ragu dalam menjamu jika Rasulullah SAW sendiri telah menuntunkan hal itu.

Bismillah...

Hai boi, terima kasih sudah berkunjung ke blog saya. Silahkan berkomentar dan meninggalkan kesan menyenangkan. Mari ngobrol asyik tentang apapun di blog nyantai ini. Semoga berkenan ya boi. Salaam #GoBlog ^_^


Terima Kasih

Halama Haris