badge

Minggu, 26 September 2010

Dipanggil Pak WoOoi…

Bujang! Sudah jelas kalau tabiat manusia yang ingin deket dengan masyarakat adalah beradaptasi dengan habitatnya (emang kodok!). Tuntutan untuk bersosialisasi jadi seperti bernafas~kalau nggak resiko tanggung sendiri dah. Manusia kan makhluk sosial, begitu dulu guru SMP-ku menjelaskan (baru nyaho’sekarang nih!), entah dari mana perawinya itu teori bener-bener valid dan teruji, empat dari lima manusia butuh pasangan hidup (nggak nyambung!). Tapi bener deh, coba lihat Tarzan aja butuh kingkong, ya kan (kalau ngangguk, berarti sadar diri xixiixi). Jati diri sebagai makhluk sosial itulah yang secara naluriah membuat orang harus menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada terutama lingkungannya.

Mungkin itu yang di set oleh otak absurd-ku ketika harus segera meluncur ke KUA. Menghadiri pertemuan penyuluh untuk agenda sosialisasi sekaligus nerima eS Ka bukan hal sederhana, ini institusi pemerintah bujang! kita harus hormat karena lelaki kecil ini adalah warga negara Indonesia yang santun. Aku melongo di depan lemari pakaian. Memutar otak dan melempar pertanyaan, aku punya batik berapa ya? Egh! satu pemirsa! cuma satu ternyata…hebatnya! Eh nggak ding ternyata ada dua! Satu berwarna biru lengan pendek dengan bahan kain nggak jelas yang kubeli di Mirota Kampus dan satunya lagi cokelat lengan panjang berbahan katun beli di Pasar Bringharjo, Yogyakarta. Entah dari mana sinyal itu muncul, aku lalu milih yang cokelat, bujang!

Kaca punya kaca, ternyata berwibawa juga ini orang kalau berdiri di depan cermin, apa lagi sambil tutup mata!

Cium ketiak kiri cium ketiak kanan, membuat sadar kalau bau badan ini nggak jelas. Kalau begini aku harus semprot-semprot diri pakai Napoleon si parfume merah manis and menyengat abizz. Setelah seisi kamar bau wangi baru aku berangkat! menuju rumah Pak Koordinator Penyuluh. Meluncur bersama “Mr. S” si motor R*vo sahabat “si Black” sepeda balapku (soal nama kendaraan ini ntar ada episodenya ^^). Semua amunisi sudah kusiapkan di dalam tas kecil (amunisi? hehe seperti mau tempur ajeee), ada delapan form laporan penyuluhan yang kudu di serahkan ke KUA. Roda waktu pun berputar (hemph…) akhirnya sampai juga aku di KUA dengan membonceng si Bapak Koordinator penyuluh kecamatan. Sangat romantis (gdubrak!)

Setelah turun dari motor aku di sambut uluran tangan seorang lelaki sepuh. Kujabat tangannya dan mengangguk santun, egh ini harus kulakukan untuk menjaga nama baik seorang lelaki kecil yang kurang rajin menabung dan kadang sedikit sombong ini (Astaghfirullah…). Begitu juga Pak Koordinator penyuluh kecamatan yang kubonceng, berjabat tangan dan berlanjut dengan dialog berbahasa pribumi yang membuatku serasa alien dari Mars yang mampir untuk memperpanjang KTPB (Kartu Tanda Penduduk Bumi). Ah sudahlah, mata belohku sekarang jelalatan ngeliatin kantor lembaga pemerintahan yang mungil dan bernilai eS Ka (maklum masih uvoria dengan istilah ini), di sinilah aku membaca plang kecil pelayanan KUA yang kemarin kuceritakan.

"Saya mau ngurus daftar hadir dulu, acaranya kebetulan bersamaan…” begitu ucap Pak Koordinator penyuluh kecamatan padaku. Entah tadi beliau cerita apa (tanda-tanda penuaan dini 1: ingatan jangka panjangku tak aktif~pikun lah istilah simpelnya hufh), yang jelas ada agenda sejenis arisan orang-orang sesepuh yang juga memiliki jadwal yang sama di tempat yang sama ini. Karena saking udik dan kagoknya diriku ya udah aku duduk-duduk saja di teras depan KUA menunggu Pak Koordinator sambil meluk tas hitamku. Beberapa orang baru datang, mengobrol pakai bahasa pribumi lalu masuk. Ada yang tersenyum sambil mengangguk pendek padaku lalu kubalas dan dia berlalu ke dalam kantor. Aku baru nyadar, kulihat gaya dudukku (aduuuh) kok seperti orang minta sumbangan ya! Ampuuun! Ah kuputuskan berdiri saja dan tidak lagi memeluk tas bahuku yang berwarna hitam itu. Bisa-bisa entar ada orang KUA yang mendekat dan bertanya, “Dari Panti Asuhan mana mas?” Erhggggh mampus reputasi kalau seperti itu!

Wits! bener juga ada seorang pegawai laki-laki yang mendekatiku, “Monggo Pak…temu penyuluh kan. Mau dimulai…”

Hohoho Pak….aku dipanggil Pak woi! ckckck telingaku mengembang. Aku mengangguk dan mencoba berbahasa pribumi, “Nggih pak…” tentunya dengan nada sedikit medok,aku pasti seperti manusia Jawa asli. Tapi jangan sampai dia berbicara macam-macam lagi bisa mati kutu aku ngomongnya. Tapi untunglah Pak Koordinator datang di waktu yang tepat dan dengan canggung aku seperti buntut kuda yang numpang nangkring di belakang Pak Koordinator (Eits tapi jangan ada yang berpikir kalau Pak Koordinator seperti kuda ya!).

Akhirnya aku masuk juga ke dalam ruang pertemuan itu yang berukuran…. mhmmm kalau tak salah 3x8 m. Masyaallah…sungguh-sungguh terjadi, ini pemandangan yang asli mengawinkan nuansa resmi dan tradisional! Orang Yogya memang menghargai kesederhanaan ya. Lihat aja tuh beberapa masih berpakaian dinas dan beberapa berpakaian batik, resmi. Tapi di atas meja, teh hangat plus kacang rebus, kesederhanaan! mantabnya tuuh kacang….Lhoo kok jadi membidik makanan!

Aku ikuti Pak Koordinator, bersalaman dan lagi mengangguk-angguk pendek pada bapak dan Ibu yang kulewati, tentunya dengan menjaga senyum (kiri 1 cm dan kanan 1 cm: ini senyum manisku). Akhirnya aku duduk dengan lugu lalu menyisir pandangan ke sekitar ruangan. Yaiks! semua udah berusia, rambut putih, kulit keriput, ada yang berkumis, ada yang berjenggot, ada yang sipit, ada yang beloh (lho!), ada juga yang muda tapi sepertinya tetap lebih tua dia, tapii tapii yaa yaa yaa tubuhnya tinggi juga sih. Lha aku? Kutengok diriku, duduk di kursi dengan busa yang entah disedot siapa busanya! ini jelas membuat bagian bawah tubuh seperti duduk di atas ban karet, serasa bolong di tengah! nah, kan jadi tambah kerasa pendek. Haduuuuh memaaaaang nasibku si Lelaki Kecil ini.

Udahlah! sekarang lebih baik diam! dengarkan sambutan dari Pak Ketua KUA, serahkan tugas form penyuluhan 8 bulan terakhir, tunggu eS Ka diberikan, dan minum teh serta sikat kacangnya!

Hai boi, terima kasih sudah berkunjung ke blog saya. Silahkan berkomentar dan meninggalkan kesan menyenangkan. Mari ngobrol asyik tentang apapun di blog nyantai ini. Semoga berkenan ya boi. Salaam #GoBlog ^_^


Terima Kasih

Halama Haris