Kemarin 16 Syawal 1431 H atau Sabtu 25 September 2010. Hari yang sesak mendesak-desak. Pasalnya bukan karena bejibun aktifitas yang terjadwal, tapi lebih karena aku uring-uringan dengan waktu ngejar deadline pengisian form Penyuluh Agama Islam dari KUA. Tahu KUA kan? singkatan dari Kantor Urusan Agama, tempat orang berAgama mengurus masalah semisal nikah cerai atau konsulting jodoh (hohohooo), setidaknya itu tulisan yang nyangkut di pandanganku saat melihat plang kecil di Kantor Urusan Agama Islam itu. Weit, jangan berpikir kehadiranku di KUA itu karena akan kunsultasi masalah bahtera hidup lho!
Uring-uringanku ini lebih karena ngurus form penyuluh Agama Islam itu! Tugas perdana yang kalau dipikir-pikir it is my first experience. Sebenarnya begini kisahnya: entah jaman apa aku mengisi form pengajuan diri sebagai penyuluh Agama Islam honorer di Kota Pelajar ini. Pada awalnya cuma ingin cari pengalaman dan mencoba membahagiakan Mamak dan Bapak yang berharap anaknya bisa nyentuh dunia Pe eN eS.
Penantian demi penantian kulalui (EEaaaaa!) panggilan tak pernah muncul. Sampai akhirnya anak seorang Koordinator Penyuluh kecamatan di awal Jum’atan menyamperiku, “Mas, diminta ke rumah sama Bapak selesai Jum’atan.” OK Coy! sahutku sambil ceringis pada anak berwajah tembem itu.
Akhirnya siang itu aku mampir ke rumah Pak Koordinator Penyuluh. Tak mengerti ada apa, hati cuman menduga-duga: jangan-jangan bakal dijodohin atau diajak syukuran makan-makan (Huaaa ngareeep nih). Akhirnya dengan mental anak muda aku mampir dan duduk lesehan di ruang tamu berukuran 3 x 2 m itu, langsung dengan jamuan televisi 15 inch dan selembar undangan pertemuan. Luar binasa eh biasa maksudnya, itu kop undangan bikin kuping ngembang bangga, KEMENTRIAN AGAMA….ciaaa ngerasa punya kursi aja dikasih undangan dari kementrian negeri tercinta ini.
Whuaaa aku tambah ber-uvoria lagi pas lihat ada tulisan tangan tambahan, Penerimaan SK~Surat Keputusan untuk penyuluh. Gaya banged pakai dapet SK segala! Selanjutnya Pak Koordinator Penyuluh Kecamatan yang mirip banged dengan anaknya tadi bercuap soal tujuannya mengundangku ke rumahnya. Nah di sinilah form penyuluhan itu nongol dan membuat shock!
Pasalnya ada 10 foto copy-an yang disodorkan padaku, dan semua harus dibawa besok siang saat memenuhi undangan KUA itu. What! 10 lembar itu harus kuisi delapan, terhitung sejak bulan Januari awal penyuluh memulai tugasnya hingga bulan Agustus kemarin (DUARR! tambah shock dah!). Baru aja dapet undangan sudah harus ngerapel delapan lembar laporan (mampus dah!), emangnya saya perhatiin and catat semua aktifitas masjid apa?!
Tapi jujur, Mamak-Bapak-ku pasti seneng anaknya ambil EsKa dan bersentuhan dengan yang namannya dunia Pe eN eS. Walaupun nggak bisa bohong juga dalam hati, kalau aku ini manusia berjiwa absurd dengan tekad lepas-bebas dalam bersekspresi, dalam hidup nggak pernah terlintas niat untuk jadi orang kantoran, nggak betah (idealis nih ceritanya). Akhirnya tetep juga harus kusanggupi penggarapannya yang harus tuntas besok! Untuk sebuah senyum ortu dan pengalaman hidup.
Dasar pemalas! mungkin pantaslah aku kena damprat kalimat itu. Ternyata aku malah mulai menggarap si form penyuluhan besok pagi pukul setengah 10 (Huaaaa), bukan karena tak ada waktu tapi lebih karena pikiran:”Kan bisa besok!”, dasar setan penghasut (^^ nggak papa kan kambing hitamnya om setan! pantes kan untuk kasus beginian!) dan ketika itulah insiden uring-uringanku terjadi. Sampai semenit setelah janjian untuk berangkat bareng Pak Koordinator Penyuluh form belum penuh terisi, aku berkeringat, menulis sambil nyalain kipas angin! Sampai nggak kepikiran, aku udah mandi atau belum ya?
Aku tak ambil pusing. Setelah tuntas form aku langsung saja meloncat ke kamar kecil. Menunaikan hajat kecil plus wudhu agar kelihatan seger. Ternyata uring-uringanku tak selesai setelah itu, masalahnya sekarang aku ke KUA dengan kostum apa??? Kementrian Agama lho….Hayooooo. Dasar orang udik!
Ntar kita lanjutin lagi...
Uring-uringanku ini lebih karena ngurus form penyuluh Agama Islam itu! Tugas perdana yang kalau dipikir-pikir it is my first experience. Sebenarnya begini kisahnya: entah jaman apa aku mengisi form pengajuan diri sebagai penyuluh Agama Islam honorer di Kota Pelajar ini. Pada awalnya cuma ingin cari pengalaman dan mencoba membahagiakan Mamak dan Bapak yang berharap anaknya bisa nyentuh dunia Pe eN eS.
Penantian demi penantian kulalui (EEaaaaa!) panggilan tak pernah muncul. Sampai akhirnya anak seorang Koordinator Penyuluh kecamatan di awal Jum’atan menyamperiku, “Mas, diminta ke rumah sama Bapak selesai Jum’atan.” OK Coy! sahutku sambil ceringis pada anak berwajah tembem itu.
Akhirnya siang itu aku mampir ke rumah Pak Koordinator Penyuluh. Tak mengerti ada apa, hati cuman menduga-duga: jangan-jangan bakal dijodohin atau diajak syukuran makan-makan (Huaaa ngareeep nih). Akhirnya dengan mental anak muda aku mampir dan duduk lesehan di ruang tamu berukuran 3 x 2 m itu, langsung dengan jamuan televisi 15 inch dan selembar undangan pertemuan. Luar binasa eh biasa maksudnya, itu kop undangan bikin kuping ngembang bangga, KEMENTRIAN AGAMA….ciaaa ngerasa punya kursi aja dikasih undangan dari kementrian negeri tercinta ini.
Whuaaa aku tambah ber-uvoria lagi pas lihat ada tulisan tangan tambahan, Penerimaan SK~Surat Keputusan untuk penyuluh. Gaya banged pakai dapet SK segala! Selanjutnya Pak Koordinator Penyuluh Kecamatan yang mirip banged dengan anaknya tadi bercuap soal tujuannya mengundangku ke rumahnya. Nah di sinilah form penyuluhan itu nongol dan membuat shock!
Pasalnya ada 10 foto copy-an yang disodorkan padaku, dan semua harus dibawa besok siang saat memenuhi undangan KUA itu. What! 10 lembar itu harus kuisi delapan, terhitung sejak bulan Januari awal penyuluh memulai tugasnya hingga bulan Agustus kemarin (DUARR! tambah shock dah!). Baru aja dapet undangan sudah harus ngerapel delapan lembar laporan (mampus dah!), emangnya saya perhatiin and catat semua aktifitas masjid apa?!
Tapi jujur, Mamak-Bapak-ku pasti seneng anaknya ambil EsKa dan bersentuhan dengan yang namannya dunia Pe eN eS. Walaupun nggak bisa bohong juga dalam hati, kalau aku ini manusia berjiwa absurd dengan tekad lepas-bebas dalam bersekspresi, dalam hidup nggak pernah terlintas niat untuk jadi orang kantoran, nggak betah (idealis nih ceritanya). Akhirnya tetep juga harus kusanggupi penggarapannya yang harus tuntas besok! Untuk sebuah senyum ortu dan pengalaman hidup.
Dasar pemalas! mungkin pantaslah aku kena damprat kalimat itu. Ternyata aku malah mulai menggarap si form penyuluhan besok pagi pukul setengah 10 (Huaaaa), bukan karena tak ada waktu tapi lebih karena pikiran:”Kan bisa besok!”, dasar setan penghasut (^^ nggak papa kan kambing hitamnya om setan! pantes kan untuk kasus beginian!) dan ketika itulah insiden uring-uringanku terjadi. Sampai semenit setelah janjian untuk berangkat bareng Pak Koordinator Penyuluh form belum penuh terisi, aku berkeringat, menulis sambil nyalain kipas angin! Sampai nggak kepikiran, aku udah mandi atau belum ya?
Aku tak ambil pusing. Setelah tuntas form aku langsung saja meloncat ke kamar kecil. Menunaikan hajat kecil plus wudhu agar kelihatan seger. Ternyata uring-uringanku tak selesai setelah itu, masalahnya sekarang aku ke KUA dengan kostum apa??? Kementrian Agama lho….Hayooooo. Dasar orang udik!
Ntar kita lanjutin lagi...
Hai boi, terima kasih sudah berkunjung ke blog saya. Silahkan berkomentar dan meninggalkan kesan menyenangkan. Mari ngobrol asyik tentang apapun di blog nyantai ini. Semoga berkenan ya boi. Salaam #GoBlog ^_^
Terima Kasih
Halama Haris