By. Halama Haris
SOUND IN: Sami Yusuf (Hasbi Rabbi)
NARASI: Cinta adalah satu kata indah yang terhampar
di muka bumi dengan kisahnya yang selalu tidak terduga, mengejutkan,
memabukkan, dan misterius. Namun Cinta selalu bisa menjadi bumbu-bumbu
kehidupan yang tidak jarang melalaikan, seperti panggung siang hari ini dimana
ngobrolin cinta jadi berisik! (Slide menampilkan tulisan KCB+OST KCB: Mely
Goeslaw!)
Panggung 1
Panggung kosong, yang ada hanya kursi-kursi yang
berjajar. Seorang Lelaki masuk panggung dengan menentang ransel tipis di bahu
dan duduk di salah satu kursi. Terlihat serius dengan kitab bacaan di
tangannya. (SOUND: Klakson Bus Kota,
deru kendaraan; slide menampilkan mesir dan sekitarnya)
ASAM :
Tahun ini harus lulus! Bue dan adek-adek pasti kangen sama aku. Buktinya surat
dari dek Husna sudah tiga kardus. Tapi…(Berpikir) di Mesir aku betah e, kuliah
sambil jual tempe, baru 9 tahun sih. Kayaknya kalau genap 10 tahun bagus deh.
(Kembali membaca kitab)
(SOUND: OST AAC) Seorang wanita bercadar (Aisha, ayat-ayat cinta itu
lho) masuk dengan langkah cepat, belum sampai di tengah panggung ia terlihat
mengamati si lelaki. Semakin dekat semakin terlihat gerak ingin tahunya.
AISHA :
Fahri! (Lelaki menoleh dengan terkejut) Kau di sini Fahri? (Lelaki menggeleng
dengan tampang kebingungan) apa salahku hingga kau tinggalkan aku sendiri??
Dua orang
wanita masuk ke dalam panggung dengan langkah cepat, pertama melintasi
panggung, mengamati sekitar dan melihat wanita bercadar tadi dengan bingung,
saling berbisik diantara keduanya.
ANNE :
Maaf, kayaknya Mbak salah orang. Seharusnya sekarang saya dan teman saya yang
duduk di situ. (Gadis bercadar itu menoleh)
AISHA :
Lho! saya sedang ngobrol dengan Fahri suami saya eh kok anda malah motong gitu
sih. (Terjadi perdebatan kecil)
SUTRADARA :
CUT! CUT! CUT! Aisha?! Ini KCB bukan AAC, kalau AAC di sana…ayo shooting kami
mau dilanjutkan!
Dengan bingung Aisha mengangguk, lalu melangkah
keluar panggung. Sutradara kembali ke belakang panggung, lelaki kembali membaca
kitab, dua orang wanita itu kemudian duduk di kursi yang ada.
ERNA :
Na, sekarang kita ke mana?
ANNE :
Ke Toko Kitab gitu loh! (Erna bingung, karena baru tahu di mesir ada Toko Kitab
Gitu Loh), aku butuh beberapa kitab untuk nyelesaikan Tesis S2-ku. Tapi tokonya
dimana ya, tahu? (Erna geleng-geleng)
ERNA :
Coba tanya sama orang itu? (Anne menoleh pada lelaki di kursi sebelah yang
tengah asyik membaca buku, mengerutkan
dahi, menoleh kembali ke arah Erna). Mungkin orang Indonesia?
ANNE :
Mencurigakan! Nggak mungkin deh!
ERNA :
Coba tanya…
ANNE :
Lautama (Permisi), Anta Indonesiy?(Anda orang Indonesia).
Lelaki
menoleh dengan aneh.
ASAM :
Nanya saya mbak? (Dengan gaya tanpa dosa)
ANNE :
Ya Iyalah! Siapa lagi…
ASAM :
Anda juga orang Indonesia?
(Anne dan Erna mengangguk serempak)
ANNE :
Kami mau nanya, anda tahu Toko Kitab Gitu Loh dimana?
ASAM :
(Berpikir//pandangan menyisir ke segala arah) Mmm, nanti setelah turun di
halte, teruuuus ke utara// nanti di samping warung lotek belok kiri//lurus
lagi// nanti di sebelah Ambarukmo plaza…(kalimat menggantung)
ERNA :
Oooh Toko Kitab Gitu Loh di sana ya mas?
ASAM :
Bukan! ada pos satpam (Sambil kembali melihat kitab di tangannya), tanya aja.
Sepertinya satpamnya tahu toko kitabnya dimana…
Erna dan Anne kesal, bangun dari kursi dan
menyeberangi panggung untuk keluar. Asam hanya melihat dengan geleng-geleng
kepala//kembali menekuni bukunya. Melihat jam tangan dan bangkit dari kursi
lalu keluar panggung ke sisi panggung lainnya. (SOUND: OST lagi).
Erna masuk sambil menangis didampingi Anne yang
menuntunnya duduk di kursi. Anne mencoba meredakan tangis Erna yang kehilangan
dompet karena dicopet. Ditambah Anne panik karena kitabnya juga tertinggal di
bis yang baru saja ditumpangi oleh mereka berdua.
Lelaki tadi masuk memanggul sebuah karung dan
menenteng sebuah pelastik hitam berisi Buku-buku.
ASAM :
Ada apa Ukhti?
ANNE :
Tadi di Bis dompet ukhti Erna dicopet. Copet loncat dari bis, supir bis tidak
mau berhenti…kami bingung.
ASAM :
Emang isi dompetnya berapa?
ERNA :
Ada kumpulan foto saya waktu potret denngan onta (hik-hik-hik//ASAM
mengernyitkan dahi)
ANNE :
Iya, ukhti Erna suka sekali dengan Onta, dan di dompet itulah foto-foto
termahal Ukhti Erna dengan Onta diseimpan…saya juga sedih soalnya waktu berhenti
dan kita turun dari Bis malah Kitab yang saya beli ketinggalan di Bis.
ASAM :
Saya turut prihatin. Ya sudah ya…(Tanpa dosa lelaki itu hendak berlalu)
ANNE :
Mas, tunggu! Itu apa? (Anne menunjuk pelastik di tangan ASAM)
ASAM :
Eh, ini? tadi nemu di Bis…(Anne menengok isi pelastik)
ANNE :
Lha ini kitab yang saya beli di toko Kitab Gitu Loh. Wah mas baik banget, sudah
nolong ngambilin kitab saya. Terima kasih ya mas.
Syukran-syukran-suyukran…(pelastik hitam berisi kitab itu berpindah tangan ke Anne)
ASAM :
(Tersenyum dan mengangguk-angguk) Afwan…Oh jadi punya mbak to, ya baguslah
berartai masalahnya selesai satu ya. Ya sudah, sampi di sini
dulu…Assalamu’alaikum. (berbalik dan melangkah pergi perlahan)
ANNE :
Mas…
ASAM :
Nama saya Abdullah!
ANNE :
Bukan nanya nama! Ini nota kedelainya ketinggalan…
ASAM :(tersenyum
aneh) Untuk kenang-kenangan saja!(kabur ke belakang panggung)
SOUND: Musik
Ceria!
Panggung 2
Panggung berubah menjadi arena bedah buku “…”, Tiga
orang wanita masuk ke dalam panggung dan duduk layaknya acara bedah buku. Pembawa
acara mengarahkan.
PEMBAWA ACARA (PA) : Ya baru saja tadi kita saksikan
bedah buku oleh Ayatul Husna dan Mbak Bintun Nahl. Bagus juga pemaparan dari
keduanya dan menginspirasi ya. Dalam pandangan mbak Husna dan Mbak bintun
sendiri cinta itu apa sih?
HUSNA :
Cinta adalah kekuatan, yang mampu mengubah duri jadi mawar, mengubah cuka jadi
anggur, mengubah sedih jadi riang, mengubah amarah jadi ramah, mengubah musibah
jadi muhibah. Itulah cinta…
ANNE :
Saya juga mau mengutarakan jawaban dengan puisi seperti mbak Husna tentang
cinta menurut saya…
PA :
Oh maaf mbak, ndak bisa. Waktunya sudah habis. Nanti aja ya…
ANNE :
Dikit aja ya…(Menarik nafas) Sekalipun cinta telah kuuraikan dan kujelaskan
panjang lebar, …
PA :
Ya, terima kasih! Wah kayaknya panjang banget tuh mbak Puisinya. Nanti aja ya,
karena waktu mepet jadi kita akan beranjak pada sesi tanya jawab. Silahkan Mbak
yang di ujung sana…(Anne kisruh dan bersandar kesal pada kursi duduknya)
(Panitia sebagai pemain bayangan bertanya denga
asal, dan saat ingin dijawab oleh dua orang pembicara justru si Pembawa Acara
menjawab dengan cerewetnya)
PA :
ya begitu jawabannya ya mbak. Terima kasih kepada Mbak Husna dan Mbak Bintun
Nahl atas berbagi ilmunya dalam bedah buku ini, mari kita akhiri bedah buku ini
dengan sama-sama mengucap Hamdalah…(Serentak
semua panitia dan pembedah buku menutup acara bedah buku)
Panggung 3
SOUND : OST KCB
Asam masuk dengan menggeret koper barang miliknya. Baru
sampai di indonesia. Dari sisi yang lain seorang lelaki juga datang.
ASAM :Eh,
Furqooooon!
FURQON :
Asaaaaaaaam! (Berjabat tangan, berpelukan erat) lama tak bertemu Sam, kemana
saja…aku sudah ujian tesis lho. Alhamdulillah lulus Jayid jiddan gitu,
dengar-dengar kamu juga sudah lulus ya. Wah hebat kamu, jarang-jarang ada yang
semangat kuliah selama 9 tahun di Mesir. Kalau ada, ya kamu inilah pelopornya
(Tertawa)
ASAM :
(Asam tersenyum-senyum) Ah jangan muji gitulah, tadi rencana mau sepuluh tahun
sih biar genap. (Cekikikan kecil) Eh dengar-dengar kamu sudah menghitbah
mahasiswi asal Indonesia ya, selamat ya. Kamu beruntung ya.
FURQON :Ah
biasa Sam. Terima kasih ya Sam, nanti datang ya ke pernikahanku.
ASAM :
Insyaallah, soale sekarang aku mudik nih. Kebetulan Ramadahan, jadi Insyaallah
bisa lah menghadiri pernikahanmu. Eh ngomong-ngomong, nama calonnya siapa?
FURQON : Dia
wanita anggun Sam. Wanita pintar Sam. Dan Agamanya bagus Sam. Bukankah kanjeng
nabi minta kita memilih pasangan hidup yang Agamanya bagus, Sam. (Asam
Mengangguk)
ASAM :Namanya?
FURQON : Sekarang dia sedang menyelesaikan
S2-nya. Hebat kan Sam. Dia anak Kyai pula…
ASAM :
Aku nanya Namanya? (Furqon lupa-lupa ingat)
FURQON :(Terlihat
berfikir) Kemarin dikasih tahu Ustadz Mujab, Sam. Tapi kok lupa ya, Sam. Namanya Anne…Anne…Anne (Berfikir keras)
ASAM : Anne Althafunnise!? (SOUND: OST Singkat! Max
Vol)
FURQON :
Betul sekali, Sam! Kok Tahu?
ASAM :
Aku…(Asam terpaku; Sound and slide jawaban Ustadz Mujab atas lamaran Asam diputar).
Eh siapa sih yang nggak tahu Anne Althafunnise, mahasiswi anak kyai, pintar,
cerdas, dan bagus agamanya…
FURQON : Yaa
gitu dah. Ngomong-ngomong setelah ini mau kemana?
ASAM :
Mau pulang lah. Kuliah sudah selesai, bue dan adik-adik juga sudah kangen.
####
HUSNA :
Kak Asaaam! (Tiba-tiba seorang wanita datang, adik Asam)
ASAM :
Husnaa-naa-naa! (Slow Action)
HUSNA :
Kaaak Asaam-saam-saam (Slow Action to…)
Furqon terbengong-bengong dengan tingkah dua orang
di atas panggung.
FURQON :
Kalian ngapain sih! (Asam dan Husna terdiam; tertawa kecil)
ASAM :
Kayak nggak tahu aja, lama nggak ketemu adikku jadi gini-nih, Fur…(Berpaling ke
Husna) oh ya dek Husna, ini teman Kakak namanya Mas Furqon.
HUSNA :
Saya Husna. Oh ya kak, saya ajak teman ke sini.
ASAM :
Siapa?
HUSNA :
Mbak Bintun Nahl?
ASAM dan FURQON : Bintun Nahl!? (Serempak)***
Anne Althafunnise masuk panggung (SOUND: OST
Singkat! Max Vol)
FURQON dan ASAM :
Anne Althafunniseeee!? (Serempak)***
ASAM :
Dik Husna, dia Anne Althafunnise…bukan Bintun Nahl.
HUSNA :
Bukan! Bintun Nahl Kaak.
ANNE :
Eh Furqon kamu di sini?
FURQON :
Iya, kebetulan aku ketemu dengan temanku yang juga kuliah di sungai Nil, eh
Mesir maksudku. (menoleh pada Asam) kenalkan namanya, Khairul Asam!
ANNE :
Bukan! Aku kenal dia, dia Mas Abdullah…ya kan mas Abdullah?
(Asam tidak menjawab karena sibuk berdebat dengan
Husna soal nama Bintun Nahl-Anne Althafunnise sedangkan Furqon menimpali dan
berdebat dengan Anna soal nama Khairul Asam-Abdullah) Panggung menjadi arena
perdebatan sengit soal masalah nama, ngalor-ngidul ke permasalahan yang lain
(Terserahlah! Pokoknya Berisik aja diatas panggung!) Tiba-tiba seorang wanita
bercadar (Aisha) masuk lagi.(SOUTND: OST AAC Reff! Max Vol). Aisha mendekati
Anne Althafunnise dan Furqon yang sedang bertengkar.
AISHA :
Maaf mbak, kenapa anda berdebat dengan suami saya?
ANNE :
Suami? (Menoleh ke arah Furqon) Furqon! Jadi kamu sudah beristri!
Ternyata…(Semua menoleh; Asam dan Husna ke arah Anne)
AISHA :
Mas Fahri, ada apa dengan wanita ini?
FURQON :
Maaf saya Furqon! Bukan Fahri! (Berbicara pada Aisha) dia bukan Istri saya
Anne, benar Kok! Ya kan, Sam? (Asam mengangguk)
ANNE :
Sudah kubilang namanya Abdullah bukan Asam! (Marah)
HUSNA :
Sabar Mbak Bintun Nahl!
ASAM :
Husna! Namanya Anne Althafunnise…!
AISHA :
Mas Fahri! Mereka kenapa, kok saya jadi bingung gini!
Perdebatan terus terjadi soal masalah nama dan
berbagainya, panggung berisik….!!!!
SUTRADARA : CUT! CUT!
CUT! Mana ekspresinya!! Matanya bicara-bicara-bicara! (Semua statis dan
berjejer kaget saat Pak Sutradara masuk dan berputar-putar panik di tengah
panggung). Aisha, sudah kubilang ini pementasan Ketika Cinta Berisik bukan
Amat-Amat Cinta.
Aduuuuuh! Harus diomongin berapa kali sih! Wah, mau
gimana lagi ini. Lihat penonton kecewa! Ya udah deh, bubar! Bubar! Bubar!
(Semua aktor keluar panggung dengan menunduk, akhwat ikhwan jalur keluarnya
beda yoooo). Bener-bener bikin pementasan soal cinta jadi berisik aaaaah!
(Slide tulisan Ketika Cinta Berisik Keluar, plus BERSAMBUNG…OST KCB diputar)
To Be Continue…
at KCB (Ketika
Cinta Bertempur)!
Alhamdulillah…
Yogyakarta, Jum’at 28 Agustus 2009
Hai boi, terima kasih sudah berkunjung ke blog saya. Silahkan berkomentar dan meninggalkan kesan menyenangkan. Mari ngobrol asyik tentang apapun di blog nyantai ini. Semoga berkenan ya boi. Salaam #GoBlog ^_^
Terima Kasih
Halama Haris