badge

Selasa, 22 Oktober 2013

Langit adalah Ibu Kandung


Disuatu kala anak adam selalu menemukan titik diam. Tempat dimana dia mematung dan memandangi langit dengan rentetan tanya. Walau ternyata, tanya itu sendiri tak pernah bisa diurainya dalam tutur lisan yang sempurna. Inilah momen dimana langit selalu bisa menjadi sahabat, dia tidak akan membocorkan bisik tanya walau sedikit pada tetangga angkasa.

Tak semua orang menikmati titik ini. Karena terkadang, belum pula ia menatap langit, lisannya telah mengucurkan berbaris-baris kesah pada tetangga bumi. Semua seperti fitrah alam yang mengajarkan padanya, "...berceritalah walau sebaris kisah". Pada akhirnya, ada dari jenis anak adam bercerita pada boneka, bercerita pada pet kesayangan, bercerita pada jendela, bercerita pada cermin, bercerita pada angin, bercerita pada diary, dan segala tetangga bumi. 

Tak ada yang nista dari lisan yang geli karena letupan hati dan benturan fikir. Hanya saja seringkali lupa menatap langit untuk melempar tanya-tanya keluguan umat ini. Semua tampak seperti masih ragu pada sabda langit, bingung pada setapak jejak Nabi, dan lupa bertanya pada kedalaman nurani.

Adakalanya perlu bersyukur dalam jalan pengembaraan, setiap hari langit selalu bisa menjadi ibu kandung tempat bercerita. Kau hanya perlu menengadah wajah dan tersenyum, setidaknya itu sebentuk ketegaran batinmu dalam tatap lembut ibu kandung.

Ah, apa yang sedang kulakukan?
Berceracau tentangnya yang sekarang sedang menemani jalan setapak menuju pagi...
Siapapun kau, dimanapun berada, dari sejarah adam hingga bayi terakhir lahir sekalipun...
Tataplah wajah langit, sang Ibu kandung yang siap menjawab rentetan tanya di titik diammu...


Halama Haris
Gua pertapa,
Yk-22/09/2013

Hai boi, terima kasih sudah berkunjung ke blog saya. Silahkan berkomentar dan meninggalkan kesan menyenangkan. Mari ngobrol asyik tentang apapun di blog nyantai ini. Semoga berkenan ya boi. Salaam #GoBlog ^_^


Terima Kasih

Halama Haris