Pantas jika seluruh pemuda tertawa dengan ketakutan Andos itu, cerita Enggros menjadi sesuatu yang membuat anak-anak kecil suku Meno berhati-hati untuk keluar jauh dari pemukiman. Sedangkan sampai usianya sekarang Andos masih ketakutan karena cerita itu. Bahkan tidak hanya cerita, pemuda yang delapan tahun ditinggalkan oleh bapaknya itu masih juga takut dengan hal-hal kecil serupa dengan cerita tersebut. Dan jauh dari Emosur tempat dua anak suku Meno itu berlindung, sebuah mata yang nyalang dan berkilap-kilap mengendus dengan garang di balik semak-semak.
Bulan bulat terang terlihat di antara dedaunan, membuat Andos mengintip dan berharap dengan suara lirih. “Aku mau Bapakku kembali, kamu tahu dimana Bapakku.” Andos berbicara dengan bulan, kata Ibunya benda bulat terang itu bisa bercerita banyak tentang Bapaknya yang seorang perajurit.
Bulan tertutup awan dan hilang. Andos hanya diam, mencoba menutup mata dan meringkuk karena dinginnya angin malam.
Bersambung lagi...
Hai boi, terima kasih sudah berkunjung ke blog saya. Silahkan berkomentar dan meninggalkan kesan menyenangkan. Mari ngobrol asyik tentang apapun di blog nyantai ini. Semoga berkenan ya boi. Salaam #GoBlog ^_^
Terima Kasih
Halama Haris