Aku tahu, sadar bahkan.
Kumandang itu pastilah selalu menarik hati-hati yang rindu pada Tuhan-nya untuk hadir di sana. Suatu bilik dari kehidupan tempat seorang musafir beristirahat, satu teras tempat para pemuda menuliskan masa depan agamanya, dan sebuah istana yang dibangun sebagai wujud pengagungan pada Tuhan. Zikir-zikir angin selalu membuat setiap orang tenang hatinya, namun...
Tidak terbayang saat pertama kali aku memijak tanah Jogja akan menemui hal seperti ini. Ketika dulu aku begitu bangga mendengar julukan kota tempatku tinggal dengan julukan "Kota Seribu Masjid", sekarang...sedikit saja aku berfikir bahwa hidupku dulu begitu beruntung. Tempat yang kuguratkan dalam benak sebagai tempat menitipkan harapanku pada Tuhan, memprihatinkan...
Air suci yang kubasuhkan untuk mendapat restu Ibadah berbau aneh, kotor mungkin. Lantai dan karpet tempatku bersujud pada Tuhan berdebu terlipat tidak rapi, rak buku dengan jejeran buku tidak jelas membuatku bertanya dimana Kitab Suci Al Qur'an...katanya sih sering hilang, dicolong orang. Dan, dua tahu sudah sejak kaki pertama kali dipijakkan di tanah Jogja ini. Aku masih melihat hal yang sama...sedikit berubah mungkin, ada perbaikan namun ada juga ada yang hilang. Rutinitas pengajian bulanan warga mulai surut, TPA (Taman Pendidikan Qur'an) sudah mulai kehilangan santri, remaja masjid...kemana? Hah apakah salah menghela nafas untuk itu semua?
Aku ingin tahu ada apa di balik ini semua Tuhan, apakah ini rahasiaMu yang kau inginkan aku untuk mengungkapnya.
Tunduk pandangku, tegak jasadku, zikir lisanku, detak jantungku masihlah ada dalam hela nafas saat ini. Aku bersyukur kawan...Aku tahu, sadar bahkan.
Dan masih di sini...
Hai boi, terima kasih sudah berkunjung ke blog saya. Silahkan berkomentar dan meninggalkan kesan menyenangkan. Mari ngobrol asyik tentang apapun di blog nyantai ini. Semoga berkenan ya boi. Salaam #GoBlog ^_^
Terima Kasih
Halama Haris