badge

Kamis, 10 Januari 2013

Teruslah Mencari...


Tidak ada yang sia-sia dari segenap penciptaan ini, saya sepakat dengan bang Albert Einstein dalam ungkapannya “Tuhan tidak bermain dadu…”. Apa jadinya kalau dalam penciptaan si Darmo, Dia yang Maha Kuasa bermain dadu, hidung dimanaaa telinga dimanaaa… ^^

Just joke, kawan’s.

Ya! Begitulah, Allah AWJ selalu punya perhitungan super matematis dan analisis dalam penciptaan semesta raya. Semua esensi penciptaan mulai dari fisik-meta fisik, tampak-tak tampak, wujud-tak berwujud, etc. dalam pengawalan kehendak-Nya. Oleh karena itulah segala macam bentuk penciptaan itu tidak lalu dikufuri, melainkan disyukuri. Itu kalau orangnya ber-Iman. Kalau nggak? ya ngeluhnya kurang terus tuh.
(Mmh…sebenarnya mau ngomong apa sih ni?)

Oh iya. Soal GAMBAR. (hehe, hubungannya sama yang di atas apa coba?) ^^

Oke, let’s start to topic. Memulai sebuah passion yang sebenarnya sudah lama ngendap dan tampaknya bawaan lahir bukan hal yang mudah. Apa lagi ketika itu diiringi dengan sesuatu yang juga harus diperhatikan yaitu hukum syariat dien yang mulia ini : ISLAM. Kita semua tahu dan membenarkan bahwasanya ISLAM itu syumul (menyeluruh) dalam segala tatanan etika & estetika pada pemeluk-nya. Karena itu pula lah kita sebagai salah satu orang yang memeluknya kudu patuh, taat, serta manut apa yang disuratkan Gusti Allah AWJ dan Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

 Oke, begitupun dalam hal MENGGAMBAR. Saya mulai menggambar sejak kelas 0 kecil (biasaaalah bocah masih unyu kan diajarin di sekolahan gitu) dengan ikut lomba sana-sini, masuk SD berkenalan dengan komik Dragon Ball yang lalu mulai dibuatkan fan art diatas kertas yang ternyata bisa diminati teman-teman sekelas yang juga bersedia membayar (haish! bisnis pertama*padahal gambar juga belum simetris tuh ^^ hahay), masuk SMP ngikut ekskul dikenalkan dengan crayon, kanvas,& cat minyak bikin saya semakin kepayang dengan ini. Sampai puncaknya bisa juara 3 lomba lukis UNISCO Jepang bikin saya tambah excited, dilanjutkan terus sambil coret-coret fan art dan jajal media kanvas.

Saat masuk SMA-lah masalah hidup semakin kompleks (haish!), saya mulai baca-baca buku dan sering main dengan anak-anak ROHIS (namanya FSII…lho ^^) dan pada akhirnya nemu hadits yang nyerempet soal ini, bunyinya kalau tak salah “Sesungguhnya manusia yang paling berat siksaannya pada hari kiamat adalah mereka yang membuat gambar.” AAAARGH!

Sempat hank! Mumet! (untung g’ sampe stres). Maha kuasa Allah AWJ yang ngasih hati dan fikiran, saya merenung, saya berfikir, dan dalam benak terlintas bayangan adik-adik saya yang membaca komik buatan luar yang notabenenya isinya gimana sih? Saya tahu karena saya juga penikmat komik, sampai sekarang malah. Karena ketika di usia labil itu seorang guru spiritual saya (cyeee) sempat juga memberitahukan sebuah hadits tentang NIAT, bahkan saya diminta menghafalnya.

Ketika itu akhirnya saya coba kembalikan pada hadits tersebut. Kalau adik-adik saya di cekoki dengan komik yang begitu-begitu saja, kenapa saya sebagai kakaknya yang Allah AWJ berikan kemampuan super (EeH!), makasudnya kemampuan menggambar. Apa saya hanya diam? Saya luruskan niat saya, saya perbaiki tujuan saya menggambar. Kalau dulu gambar di zaman Rasulullah SAW sering dijadikanthagut dan melambangkan kesyirikan, saya mencoba untuk bagaimana menggambar bisa juga menjadi jalan orang mengenal Allah AWJ. Setidaknya untuk adik-adik saya. Pada akhirnya saya teruskan menggambar, tapi ternyata pada akhirnya saya harus “mem-poligami” gambar, saya kepincut dengan Teater yang masih ber-sepupu dengan Sastra (pikiran dangkal anak SMA: sastra=puisi). Pada akhirnya saya abaikan menggambar sampai bertahun-tahun lamanya (eh, gak tahunya udah jenggoten ^^), yah sampai 5 bulan yang lalu batin saya bergejolak lagi (haish!), saya mulai menggambar lagi saudara-saudara (plok-plok-plok!). ---begitulah pemirsa ceritanya---

Tapi, tidak mudah memang rujuk dengan sesuatu yang lama hilang. Apa lagi tingkat kepahaman dan wawasan sudah tak se-unyu dulu lagi. Ditambah pula, muncul lah kembali sebuah PERTANYAAN : Kenapa menggambar, bukankah Islam melarang gambar?

Kawan’s, namun begitulah adanya, disini kesempatan untuk merenung, mengapa Allah AWJ menitipkan hal tak kasat mata ini dalam fitrah makhluk-Nya. Saya rasa, tidak hanya saya seorang muslim yang menggambar dan menjadikannya profesi diri. Dan tampaknya memang tidak hanya saya yang juga menemukan hadits tersebut lalu bingung, gamang, bimbang, dan galau menentukan sikap karena menggambar telah menjadi passion dirinya. Saya membaca, saya merenung. Allah AWJ tidak akan pernah menciptkan sesuatu dengan sia-sia.

Jika dulu penyair di masa Makkah jahiliyah banyak menggunakan syairnya untuk memuja thagut dan menyombongkan dirinya maka layaklah syair itu dilarang. Tapi ketika nur Islam ini datang, sebuah syair bahkan mampu membuat pasukan muslimin memenangkan pertempuran menegakkan tauhid.
Bagaimana dengan gambar?

Hadits tentang larangan membentuk rupa tidak hanya yang di atas. Banyak lainnya, bahkan sempat nemu sekitar 14 hadits. Karena menggambar adalah satu dari sekian banyak cabang seni rupa, pastinya akan butuh pembahasan lebih kompleks dan butuh ahlinya. Termasuk penarikan hukum-nya.
Saya? Mmh…ah, cuma lelaki kecil berilmu dangkal yang sedang mencari ridho Tuhan-nya. Bagaimanapun sekarang saya hanya sedang ingin bermanfaat untuk orang lain, dengan apa yang telah Allah AWJ titipkan pada saya.

Bukankah Allah AWJ, mencintai keindahan? Keindahan-Nya ditangkap dengan mata, keindahan-Nya ditangkap dengan telinga, dan keindahan-Nya ditangkap dengan rasa? Jika dengan menggambar visual saya bisa berzikir tentang betapa anggun dan maha indah kehendak-Nya, apa saya lalu harus berpaling? Entah bagaimana, saya seperti akan berpaling dari nikmat-Nya. Ya, ijinkan saya bersyukur untuk ini.

Kita semua adalah orang-orang yang berjalan di muka bumi untuk mencari kebenaran, mengamalkannya, dan membagikannya pada masa depan. Pencarian itu belum akan selesai kecuali tubuh sudah berbalut kafan dan berbaring di bawah sana. Tapi, pencarian kebenaran itu akan terus dilanjutkan oleh mereka di masa depan dengan sisa pemahaman yang kita wariskan. Mari mencari, mari belajar, mari membaca, mari menebar hikmah, mari mencerahkan. Kawan’s,

Alhamdulillah selalu ada saudara-saudara se-Iman yang mengingatkan dan meluruskan niat ini. Berharap, setiap tarikan nafas selalu ada zikir asma-Nya.

Echm...Santai bro! ^^ serius amat. hehe Maaf-maaf kate nih semua, berbicara soal perspektif diri terkait hukum menggambar tapi rada macem-macem omongannya. Karya masih cetek, tapi sudah koar-koar gak jelas. Ya, setidaknya ini lecutan diri agar terus BERGERAK! Terus BERKARYA! Wallahu’alam bisshawab

NB: Oh iyaaaaa! ^^

Silahkan dibaca juga soal seni dalam Islam di sebuah buku :
Halal dan Haram dalam Islam
Oleh Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi
Penerbit: PT. Bina Ilmu, 1993
Di dalamnya ada juga pembahasan tentang lukisan dan ukiran, tafadhal simak di sini pemirsa>>> (https://www.facebook.com/notes/halama-haris/referensi-soal-gambar-dalam-islam/10150360659004953). Semangat tercerahkan.

OH IYAAAA (lagi!)
ini sedikit referensi komik keren yang nggak sekedar ngomik, 


selembar halaman-nya


















2 serial yang manteb menyampaikan pesan Rasulullah SAW






gambar yang sederhana dan gaya tutur yang sederhana full hikmah







Berteman yuk, via FB : Halama Haris atau di twitter : @halamaharis

Hai boi, terima kasih sudah berkunjung ke blog saya. Silahkan berkomentar dan meninggalkan kesan menyenangkan. Mari ngobrol asyik tentang apapun di blog nyantai ini. Semoga berkenan ya boi. Salaam #GoBlog ^_^


Terima Kasih

Halama Haris